PENERAPAN
SISTEM TANAM BENIH LANGSUNG (SITABELA)
MENINGKATKAN
EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS
PENGUSAHAAN
PADI SAWAH
Ir.
Muqwin Asyim, RA
Sebagian
besar masyarakat Indonesia menggunakan cara penanaman tidak langsung. Cara ini
masih mengalami permasalahan antara lain: sulitnya memperoleh tenaga kerja
karena musim tanam bersamaan, adanya masa stagnasi pada saat pemindahan bibit
sehingga memperpanjang umur tanaman, kurang ergonomis sehingga menyebabkan cepat
telah saat penanaman karena terus membungkuk, membutuhkan lahan tambahan untuk
persemaian, serta membutuhkan tambahan tenaga dan waktu. Melihat kenyataan ini
dikembangkan system tanam benih langsung (sitabela). Masalah gulma pada system
ini dapat diatas melalui perendaman benih terlebih dahulu dan pengaturan air
setelah tumbuh. Untuk membantu tingkat ergonomis system sitabela tersebut, telah
dibuatkan paket teknologi berupa alat penaman benih atabela. Alat ini dapat
mengurangi kelelahan pekerja pada saat penaburan benih serta mempunyai kapasitas
kerja yang jauh lebih besar. Alat ini dipakai pada llahan sawah/basah. Alat
dilengkapi dengan 4 hopper sehingga dalam satu kali tarikan dapat menanam benih
dalam 4 larikan. Jarak antar larikan pinggir 20 cm dan jarak larikan tengah 25
cm (tempat injakan kaki), sehingga lebar kerja alat adalah 65 cm. Jumlah benih
yang terbesar 40 – 50 benih/meter.
Hasil
evaluasi menunjukkan bahwa dengan system dan alat yang dikembangkan, terjadi
kenaikan produksi sawah rata-rata 1 ton/ha, meningkatkan kapasitas kerja
penanaman sebesar 30 kali dan mempersingkat umur tanaman padi sawah sekitar 25
hari
|